Korisa, Senantiasa Membayangi Kehidupan Ayam

Posted by EKO APRI SETIADI On Jumat, 05 Juli 2013 0 komentar

Korisa, Senantiasa Membayangi Kehidupan Ayam

article-image
Awalnya kasus ini ditemukan pada tahun 1932. Kasus ini diakibatkan adanya infeksi bakteri. Bagian tubuh yang diserang utamanya sistem pernapasan ayam bagian atas. Seringkali menginfeksi ayam petelur dan ditemukan juga pada ayam pedaging.
Saat menyerang ayam petelur, produksi telur akan berkurang dengan kisaran 10-14%. Tingkat kesakitannya pun sangat tinggi, mencapai 100%. Dan setelah terinfeksi, seumur hidup ayam akan “membawa” bakteri ini. Kasus ini ialah infectious coryza atau yang lebih kita kenal dengan sebutan korisa atau snot.
Kasus ini tentu sudah sangat familiar di peternak. Terlebih lagi kasus ini senantiasa mudah ditemukan atau boleh dikatakan penyakit yang “wajib” muncul di peternakan, terlebih lagi dengan sistem pemeliharaan multiage, yaitu dalam sebuah lokasi peternakan terdiri dari beberapa umur ayam.
Penyebabnya ialah Haemophilus paragallinarum. Bakteri ini termasuk bakteri Gram (-) yang bersifat fakultatif anaerobik, yaitu mampu hidup pada media yang ada maupun tidak ada oksigennya. Berbentuk coccobacilli (batang pendek), non motil (tidak bergerak) dan tidak membentuk spora.
Saat ini dikenal ada 3 serotipe, yaitu A (W), B (Spross) dan C (Modesto). Jika dilihat dari tingkat keganasan, serotipe A dan C lebih ganas dibandingkan serotipe B. Dan saat ini, ketiga serotipe ini sudah bisa ditemukan di lingkungan peternakan kita.
Perhatikan gejalanya
Setelah terinfeksi, ayam biasanya akan menunjukkan gejala klinis dalam waktu 1-3 hari. Inilah yang dinamakan masa inkubasi, yaitu tenggang waktu awal infeksi sampai munculnya gejala ayam sakit. Manfaat mengetahui masa inkubasi ini ialah bisa membantu dalam penentuan waktu yang tepat untuk melakukan cleaning program atau pemberian antibiotik untuk pencegahan. Misalnya, di peternakan korisa sering menyerang umur 42 hari, dengan berdasarkan masa inkubasi 1-3 hari ini, maka pemberian antibiotik sebagai cleaning program bisa dilakukan pada umur 39 hari. Dan lama serangan penyakit ini sangat bervariasi, rata-rata 6-14 hari.
Gejala klinis atau gejala yang terlihat secara kasat mata akibat serangan korisa antara lain bersin diikuti keluarnya eksudat yang awalnya berwarna kuning encer lambat laun menjadi kental, bernanah, berbau busuk. Selain itu, mata membengkak dan tertutup serta pembengkakan sinus infraorbitalis. Gejala ini dengan mudah bisa dikenali, terlebih lagi kasus korisa ini cenderung selalu berulang pada setiap periode pemeliharaan.
  ——————————
BLOG Layer Nusantara mempunyai harapan untuk menjadi Pintu Gerbang Informasi Bisnis Layer di Indonesia. Andapun dapat turut berbagi informasi sebagai kontributor di BLOG tersebut.
Bila Anda berkeinginan untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman bisnis perunggasan, maka di sinilah tempatnya. Kirimkan artikel Anda melalui email posongfarm@gmail.com dan akan diposting di BLOG PETERNAK LAYER NUSANTARA. Jangan lupa follow @republikENDOG  di http://www.twitter.com untuk selalu terhubung bersama mengkampanye protein hewani untuk menuju Indonesia Emas 2020

0 komentar:

Posting Komentar