Peternak menyatakan kesiapannya menyasar target double consumption. Pertanyaannya, bagaimana dengan strategi pasar, sudahkah disiapkan?

Begitu pula dengan konsumsi telur yang saat ini sekitar 86
butir/kapita/tahun, akan didorong menjadi sekitar 180
butir/kapita/tahun. “Untuk mewujudkan target ini, butuh strategi dan
dukungan dari seluruh pelaku perunggasan, terkait langkah
promosi/kampanye, penyediaan kebutuhan bibit ayam, pakan, obat-obatan,
sampai pengembangan industri hilirnya,” ungkap Rusman.
Peternak Siap, Pasar?
Wacana double consumption produk unggas ditanggapi positif peternak. Ketua Umum Gabungan Organisasi Peternak ayam Nasional (GOPAN), Tri Hardiyanto menilai, untuk Pulau Jawa apa lagi Jabodetabek (Jakarta Bogor depok Tangerang Bekasi), tingkat konsumsi daging ayam sudah cukup tinggi. “Jakarta saja bisa sampai 20 kg/kapita/tahun,” kata Tri.
Wacana double consumption produk unggas ditanggapi positif peternak. Ketua Umum Gabungan Organisasi Peternak ayam Nasional (GOPAN), Tri Hardiyanto menilai, untuk Pulau Jawa apa lagi Jabodetabek (Jakarta Bogor depok Tangerang Bekasi), tingkat konsumsi daging ayam sudah cukup tinggi. “Jakarta saja bisa sampai 20 kg/kapita/tahun,” kata Tri.
Tetapipersoalannya, tingkat konsumsi ini belum merata, terutama wilayah
timur Indonesia seperti Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua. “Pekerjaan
Rumahnya, bagaimana menggenjot konsumsi ayam di wilayah timur, sementara
untuk wilayah barat seperti Sumatera relatif lebih mudah karena
infrastrutur sudah cukup terbangun,” kata Tri.
Tri sebagai peternak broiler menyatakan siap menyasar target.
Tetapi bagaimana kesiapan pasar, dipertanyakan Tri. Kian tajamnya
fluktuasi harga ayam dan telur beberapa tahun terakhir, menurut Tri,
menjadi gambaran bahwa pasokan dan permintaan belum berimbang.
Jelang akhir tahun pascaIdul Fitri lalu misalnya, harga ayam hidup
terjun bebas, sebagianmenyentuh Rp 8.500 per kg. Dan ini tidak dinikmati
oleh konsumen apalagi peternak. “Jelas yang untung adalah pedagang
perantara,” kata Tri.Ia menilaiperlu adanya perangkat kebijakan yang
mengatur tata niaga daging ayam, melibatkan pemerintah, akademisi
danpelakubisnis. “Minimal informasi perkembangan harga produk unggas
dapat sampai di konsumen,” kata Tri. Jika langkah ini tidak dilakukan,
akan sulit mewujudkan double consumption.
Bersamaan itu juga perlu didorong strategi pemasaranayam dalam bentuk
karkas beku. Selain lebih higienis,produk karkas beku bisa lebih tahan
lama. Pembuatan RPA harus terus didorong untuk menampung produksi ayam,
menjaga stabilitas harga dan memungkinkan pasokan ayam merata ke semua
wilayah.
Sejauh ini, kata Tri, hanya sekitar 12 % produk ayam yang mengandalkan
rantai dingin, sisanya masuk pasar tradisional dalam keadaan hidup.
Bahkan produksi ayam secara massal oleh perusahaan integrasi tidak
diikuti strategi penjualan yang mumpuni.“Pasokan ayam dari integrator
yang seyogianya masuk pasar higienis, menyasar pasar becek pula. Alhasil
harga ayam anjlok,” ujar Tri.Penjualan ayam hidup berujung pada
labilnya harga ayam di pasar karena harus segera habis terjual,
sementara daya beli dan momentum penyerapan ayam di pasar naik turun.
Pakar perunggasan dari Institut Pertanian Bogor, Arief Daryanto juga menyoroti potret pasar brolier saat ini yang masih mengandalkan bentuk hidup (live bird). Menurut dia, bila pemasaran produk ayam masih seperti saat ini, sulit target tersebut tercapai.
Arief menjelaskan, ayam hidup dalam penampungan di pasaran tidak bisa
dipelihara dalam waktu lama karena akan menambah biaya operasional.
Sementara daya serap pasar berfluktuasi, ini kerap berakibat pasokan broiler
menumpuk. “Pedagang pun dipaksa menjual dengan harga lebih rendah
sampai di bawah biaya produksi supaya ayamnya cepat laku,” kata Arief.
Menurut Arief target double consumption produk ayam harus
dimulai dengan langkah promosi atau kampanye publik agar preferensi
konsumen untuk mengonsumsi ayam dalam bentuk karkas beku lebih baik.
“Targetnya adalah secara bertahap menggesar pasar ayam hidup yang saat
ini mendominasi (sekitar 90 %) menjadi karkas beku atau bahkan produk
olahan,” ujar Arief.
Karena itu, upaya pembenahan di sektor hulu (on farm) harus diberangi dengan pengembangan hilir (off farm), termasuk rantai pemasaran sampai industri pengolahan. “Hilirisasi produk perunggasan harus mulai digarap,” ungkap Arief.
Mulai dengan Promosi
Peternak ayam petelur asalYogyakarta, Yudianto Yogiarso juga punya pandangan serupa,wacana double consumption harus dimulai dari konsumsi. Alih-alih disalahmengertikan atau sengaja disalahartikan untuk melegalkan peningkatan populasi layer maupun broiler tanpa membaca pasar. “Saya setuju dengan wacana ini dan dapat dimulai dengan program rutin kampanye makan ayam dan telur,” kata Ketua Pinsar (Pusat Informasi Pasar) Unggas Yogyakarta ini.
Peternak ayam petelur asalYogyakarta, Yudianto Yogiarso juga punya pandangan serupa,wacana double consumption harus dimulai dari konsumsi. Alih-alih disalahmengertikan atau sengaja disalahartikan untuk melegalkan peningkatan populasi layer maupun broiler tanpa membaca pasar. “Saya setuju dengan wacana ini dan dapat dimulai dengan program rutin kampanye makan ayam dan telur,” kata Ketua Pinsar (Pusat Informasi Pasar) Unggas Yogyakarta ini.
Ia menyarankan, perlu dilakukan survei dengan menggunakan jasa
profesional, untuk dapat menentukan bentuk program promosi seperti apa
yang cocok agar tepat sasaran. Seperti Departemen Pertanian Amerika
Serikat yang menggunakan segala media untuk kampanye sehat mengonsumsi
telur. Mulai dari leaflet/brosur, iklan, dan jejaring sosial.
Khusus untuk produk telur, lanjut Yudianto, perlu juga ditunjang dengan pembangunan sektor hilir telur dan buffer market
(pasar penyangga). “Bisa jadi dengan membangun semacam Bulog bagi telur
yang bisa melakukan operasi pasar saat harga kacau. Selain itu lembaga
ini juga melakukan buffering dengan mengubah telur menjadi produk turunan seperti tepung telur yang sebetulnya pasarnya sudah ada,” gagasnya.
Sekretaris Jenderal Pinsar Unggas Nasional, Eddy Wahyudin ikut menyarankan, khusus untuk target double consumption
telur, langkah yang perlu dilakukan antara lain pertama, harus ada
sosialisasi atau kampanye untuk meningkatkan standar gizi sehingga
konsumsi telur bisa meningkat. Kampanye ini bisa macam-macam, misalnya
melalui sekolah.
Ke dua, lanjutnya, distribusi harus baik sehingga tidak bertumpuk di
Jawa dan kota besar lainnya. Ke tiga, perlu dikembangkan keanekaragaman
pangan berbahan dasar telur. Ke empat, pemerintah harus mempermudah izin
investasi.
RPA & Produk Olahan
Sejalan dengan pemikiran tersebut, Ketua Asosiasi Rumah Potong Hewan Unggas Indonesia (Arphuin), Achmad Dawamimengatakan, para pengusaha peternakan ayam yang sudah berkembang harus mulai berpikir membangun RPA (Rumah Potong Ayam) yang dilengkapi coldstorage (ruang pendingin) untuk menyimpan karkas. “Saat ini jumlah RPA masih sedikit,” kata Dawami.
Sejalan dengan pemikiran tersebut, Ketua Asosiasi Rumah Potong Hewan Unggas Indonesia (Arphuin), Achmad Dawamimengatakan, para pengusaha peternakan ayam yang sudah berkembang harus mulai berpikir membangun RPA (Rumah Potong Ayam) yang dilengkapi coldstorage (ruang pendingin) untuk menyimpan karkas. “Saat ini jumlah RPA masih sedikit,” kata Dawami.
Isufurther processing(pengolahan lebih lanjut), lanjut
dia,harus terus dirangsang. Idealnya, ayam yang diperdagangkan di
lapak-lapak pasar tradisionaltidak disembelih di tempat jual tersebut
sekaligus tapi disuplai dariRPA. Sehingga pasar becek atau pasar
tradisional jadi bersih. “Tidak jadi masalah RPA kecil atau besar,” kata
Dawami lagi. Tetapi faktanya, pemasaran ayam di pasar becek masih jamak
melakukan penyembelihan di tempat.
Dawami memperkirakan sampai 2017 dibutuhkan coldstorage dengan
kapasitas total 500 ribu ton. Saat ini, kata Dawami, RPA yang ada di
Indonesia kapasitasnya masih kecil-kecil, dengan total kapasitas coldstorage baru sekitar26 ribu ton. Dan mayoritas berada di Pulau Jawa.
Dawami mengajak anggota Arphuin yang sudah bergabung untuk menambah
jumlah RPA-nya. “Jangan lupa, kalau membangun RPA juga menyediakan blast freezer dan coldstorage
yang cukup besar, yang akanberfungsi dalam stabilisasi harga ayam,”
pesannya. Menurut informasi, ungkap Dawami, Japfa sampai2014 menargetkan
punya 20 lokasi RPA di seluruh Indonesia.
Coldstoragemampu menjadi buffer stock management(manajeman stok penyangga)komoditas. Saat harga ayam rendah karkas beku disimpan, menunggu harga membaik. “Buffer stock managementitu diperlukan,” kali ini Arief yang berkomentar.
Dukungan Kebijakan
Dukungan pemerintah mutlak dibutuhkan untuk membenahi persoalan perunggasan dari hulu sampai hilir agar sasaran target double consumption tercapai. Menurut Arief, Kementerian Pertanian bertanggungjawab membenahi bidang on farm, kemudian Kementerian Perdagangan membenahi pasar higienis, sementara Kementerian Perindustrian mendorong pengembangan investasi pabrik pengolahan ayam.
Dukungan pemerintah mutlak dibutuhkan untuk membenahi persoalan perunggasan dari hulu sampai hilir agar sasaran target double consumption tercapai. Menurut Arief, Kementerian Pertanian bertanggungjawab membenahi bidang on farm, kemudian Kementerian Perdagangan membenahi pasar higienis, sementara Kementerian Perindustrian mendorong pengembangan investasi pabrik pengolahan ayam.
Terkait ini, Dawami mengusulkan, pemerintah sebaiknya membuat tim khusus untuk menyusun grand design menuju double consumption.
Tim khusus ini harus dari berbagai elemen dan kementerian. Mulai dari
Kementerian Perdagangan, Pertanian, Pekerjaan umum, Energi, hingga
Pendidikan.“Jadi jangan hanya semangat saja untuk mencapaikonsumsi 15
kg/kap/th,” Dawami berseloroh.
Selengkapnya baca di majalah TROBOS Livestock Desember 2012
——————————
BLOG Layer Nusantara mempunyai harapan untuk menjadi Pintu Gerbang Informasi Bisnis Layer di Indonesia. Andapun dapat turut berbagi informasi sebagai kontributor di BLOG tersebut.
Bila Anda berkeinginan untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman bisnis perunggasan, maka di sinilah tempatnya. Kirimkan artikel Anda melalui email posongfarm@gmail.com dan akan diposting di BLOG PETERNAK LAYER NUSANTARA. Jangan lupa follow @republikENDOG di http://www.twitter.com untuk selalu terhubung bersama mengkampanye protein hewani untuk menuju Indonesia Emas 2020
BLOG Layer Nusantara mempunyai harapan untuk menjadi Pintu Gerbang Informasi Bisnis Layer di Indonesia. Andapun dapat turut berbagi informasi sebagai kontributor di BLOG tersebut.
Bila Anda berkeinginan untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman bisnis perunggasan, maka di sinilah tempatnya. Kirimkan artikel Anda melalui email posongfarm@gmail.com dan akan diposting di BLOG PETERNAK LAYER NUSANTARA. Jangan lupa follow @republikENDOG di http://www.twitter.com untuk selalu terhubung bersama mengkampanye protein hewani untuk menuju Indonesia Emas 2020
0 komentar:
Posting Komentar